Tuesday, November 11, 2014

Never Felt This Way

-Brian Mcknight-

There will never come a day
You'd ever hear me say
That I want and need to be without you
I want to give my all

Baby just hold me, simply control me
'Cause your arms, they keep away the loneliness
When I look into your eyes then I realize
That all I need is you in my life
All I need is you in my life

'Cause I've never felt this way about lovin' yeah
I never felt so good
Never felt this way about lovin'
It feels so good

How it takes my breath
Starts a burning in my chest
Make me weak, when I think about you
Makes me want to give my all

Life wouldn't mean a thing not a happy song to sing
Just emptiness if I had to live without you
When I look into your eyes then I realize
That all I need is you in my life
All I need is you in my life

'Cause I've never felt this way about lovin' yeah
Never felt so good baby
Never felt this way about lovin'
It feels so good

'Cause I've never felt this way about lovin' darling
Never felt so good baby
Never felt this way about lovin' you so good
Never felt this way about lovin'
Never felt so good oh babe
Never felt this way about lovin' you so good

Note :
Kembali meramaikan blog ini ~
Karena belum ada inspirasi nulis, jadi copas dulu lagunya Brian Mcknight...just for you...lalalala~

Wednesday, March 5, 2014

Permainan Masa Kecil ( TIK-TOK)

Beberapa hari yang lalu, teman-teman di grup lagi asyik bahas latihan rutin badminton di lembah UGM. Aku sih cuma nyimak aja apa yang mereka obrolin, soalnya memang baru tahu kalo ada teman yang rutin latihan disana. Badminton itu menurutku permainan yang siapapun bisa lakuin asal punya raket dan teman main. Dan aku pun mupeng, mau main juga...hahaa (apasih)

Hari ini akhirnya bisa main badminton bareng ponakan, biasanya ponakan susah banget dibangunin tapi hari ini dengan mudah diajak bangun "katanya mau main badminton" >> mantra ampuh banguninnya :D
Sambil main badminton, aku inget sama masa-masa kecilku dulu sebagai anak desa yang doyan maen. Nah, dulu kalo waktu kecil aku nggak pernah main badminton, tapi namanya tik-tok.

Kenapa tik-tok?

Dulu waktu masih kecil, raket pastinya adalah barang yang mahal untuk dibeli dan pastinya orang tua tidak akan kasih kalau aku minta. Alhamdulillah bisa hidup di kampung yang penuh inovasi permainan (halah), kalau kita nggak bisa beli pistol dan mobil2an kita bisa bikin sendiri pake bambu, kalau kita nggak punya boneka-bonekaan, kita bisa bikin dari batang daun pisang dan kalau kita nggak bisa beli raket ya kita bikin pakai papan yang dibentuk seperti raket, bentuknya hampir mirip raketnya tenis meja tanpa alas karet yang pasti :D. Shuttle cock-nya kami bikin dari potongan bambu yang kecil trus dikasih bulu ayam (ini nyarinya yang susah...hehehe).
Tik-tok berasal dari bunyi raket dari papan kami yang dimainkan bareng shuttle cock dari bambu itu :D, sayang sekali nggak bisa memvisualisasikannya :(

Aku sangat bersyukur bisa hidup dikampung dan belajar dengan kreasi mainan yang bisa dibuat sendiri, apa kamu juga merasakannya?


Tuesday, February 11, 2014

Mengejar Kereta Pukul 13.00


Dari kecil memang aku nggak pernah naik alat transportasi ini karena di daerahku nggak ada kereta. Aku sering merasa ndeso  kalau bisa liat kereta lewat…hehehe. Cerita kali ini bukan tentang kejadian-kejadian ndeso-ku sama kereta, tapi tentangperjalanan menuju akad dan walimah sahabat dekatku Aisyah Noor Astari. 
Beberapa hari sebelum keberangkatan, aku dan teman sudah membuat kesepakatan untuk berangkat naik kereta Sriwedari AC jam 13. Dari awal pun sudah ada woro-woro untuk tidak datang terlambat. Sampailah di Hari-H keberangkatan, aku sudah mengukur waktu perjalanan dari kos Tetty sampai Stasiun Tugu. Aku sholat di kos Tetty dan langsung berangkat, masih ada 30menitan menuju stasiun. Tapi memang takdir Allah, sampai di stasiun kereta sudah mau berangkat. Bunyi2 sirine dari kereta sudah meraung-raung dan menambah kepanikanku. Aku dan Tetty mempercepat langkah (walaupun sepertinya sudah maksimal), sampailah kami ke petugas penjaga tiket. Perasaanku campur aduk, antara bingung, panik, capek dan lainnya jadi satu, bingung itu karena bagaimana meminta tiket ke petugas?, bagaimana menjelaskannya? Sedangkan pada saat yang bersamaan pintu kereta sudah ditutup. Alhamdulillah tidak sesuai dugaan, sampai di pintu masuk ticketing, petugas langsung menyobek tiket dan menyerahkan ke Tetty, secara bersamaan pintu kereta pun terbuka kembali. Aku langsung lari menuju pintu terdekat dan sampailah di gerbong.
Perjalanan kereta menuju Solo pun dimulai dengan cerita heboh akhwat-akhwat di gerbong nomor 2. Kami bercerita bagaimana detik-detik kereta melaju, Shinta cerita kepanikannya menunggu kami dan harus menyerahkan tiket ke petugas. Petugas penjagat tiketpun menanyakan “atas nama siapa ini mbak?” Shinta menjawab “ pokoknya empat orang ini berjilbab semua pak”. Coba bayangkan betapa konyolnya juga Shinta memberikan ciri-ciri kami yang sangat umum dan untung nggak ada yang menyalahgunakannya. Setelah puas bercerita kehebohan tadi, kami pun menikmati perjalanan ke Solo dengan nyaman. Oiya, sebenarnya masih ada yang ketinggalan kereta yaitu mbak Dhanur dan mbak Mega yang akhirnya mendapatkan tiket prameks.Kami sampai di Solo sekitar pukul 14.30 dan langsung melaju ke penginapan, sesampai di penginapan langsung berberes, sholat dan rapi-rapi untuk mengikuti acara seserahan di rumah Aisyah.
Cerita perjalanan ini memberikan banyak pengalaman, untuk tidak telat dan selalu mengambil hikmah dalam setiap peristiwa.

Bersambung ~~~~

Tuesday, February 4, 2014

Ini Karena Aku Puasa dan Nggak Sahur :))

Membuka tulisan di tahun 2014 :)

Pekan terakhir di Januari ini adalah pengalaman luar biasaku, selepas bimbingan dengan DPS, aku merasakan badan yang nggak seperti biasanya. Sehabis shalat dhuhur, aku ngobrol sebentar dengan mbak Rina (mahasiswa profesi psikologi yang menemaniku menyelesaikan skripsiku). Setelah itu, aku bertemu mbak Restu (temanku di DS) dan kita tilawah bareng. Hari itu memang aku sedang puasa dan tanpa sahur, aku pikir ini adalah efek aku puasa aja, jadi aku tetap bertahan di maskam sampai sholat ashar dan pulang.

Aku menunggu buka puasa dengan tiduran, aku merasa suhu badan semakin naik dan mengalami kepusingan. Aku masih berpikir, ini karena aku puasa dan nggak sahur. Aku masih menunggu jarum panjang jam sampai diangka 12 dan sambil menertawai diriku sendiri yang seperti anak kecil sedang belajar puasa. Aku mulai gelisah, badan panas, mual dan pusing tetapi aku masih berpikir, ini karena aku puasa dan nggak sahur. Akhirnya adzan maghrib berkumandang dan aku berbuka dengan penuh harap do'a , semoga aku bisa kembali sehat setelah minum teh hangat dan siomay yang aku beli di perjalanan pulang tadi.

Satu jam, dua jam, tiga jam, sehari, dua hari, tiga hari berlalu...suhu badan naik turun, masih pusing, lemas, lidah pait dan mual. Aku pun masih berpikir, ini karena aku puasa dan nggak sahur, tapi kenapa ini efeknya lama banget. Housemate-ku yang seorang mahasiswa ko-as, Aisyah "cuma" kasih saran aku, " makan yang banyak, minum banyak dan istirahat saja di rumah". Kalau aku panas, bu dokterku bilang, minum aja paracetamol di tempat obat ( yang selanjutnya, kami tau obat itu sudah melampaui batas expired date..hahaha). Aku pun manut sama bu dokter, minum paracetamol trus aku gosok-gosok badan pakai minyak kayu putih, pakai kaos kaki dan baju hangat, taulah ending-nya...aku pun tertidur. Waktu bangun aku merasa badanku sudah enak, ya aku pikir....akhirnya aku sembuh dan SMS ke Tanti (sahabatku) yang dengan baik hati mau membawakan makanan untuk mengurungkannya saja, aku bilang " Tan, nggak jadi kesini aja gapapa, aku udah sembuh, nanti aku beli makan sendiri. SMS terkirim tapi ternyata sudah terlambat, Tanti sudah didepan rumah...hehehe. Dia membawakanku makanan dan lauk pauknya, pisang dan minumam p*car* :)

Setelah kurang lebih 3-4hari aku merasakan sakit yang aneh ini (karena memang sakit langgananku cuma pilek/batuk/diare) aku merasa sehat dan sudah mau beraktivitas tapi entah kenapa badan masih lemas, tapi aku masih pergi ke kampus, liqo, dan aktivitas lainnya. Tapi ya tetep pada akhirnya, sampai kos-an aku terbaring...

Dihari sabtu, aku diminta orang tua untuk pulang karena bapak mau pergi dan ibu sendirian dirumah. Aku merasa sudah sehat dan akhirnya aku pacu gas motorku pulang ke Temanggung. Alhamdulillah, bisa selamat sampai rumah dan istirahat. Aku masih merasa badan lemas dan lidah yang pahit.

Hari berikutnya, aku terbangun dengan rasa gatal yang sangat ditelapak tanganku dan ternyata ada bintik-bintik merah di lengan tangan. Aku kaget dan melapor ke ibu, aku ini gatel kenapa, ibu cuma bilang, mungkin kamu alergi. Akhirnya aku foto lengan yang bintik-bintik itu ke Aisyah, obrolan berlanjut di WA

A: itu artinya kamu udah sembuh
S: Ha? emang aku sakit apa?
A: Iya kamu udah sembuh, itu kovalen sign dr DB, Selamaaat, akhirnya DB tanpa dirawat
S: Emang aku DB (masih nggak percaya)
A: DB derajat 1, sepertinya gitu, tapi emang ga perlu perawatan DB derajat 1 kalau masih mau makan dan minum seperti biasa

Setelah tau penjelasan dari Aisyah, aku langsung SMS mbakku yang kebetulan sedang jaga bangsal shift pagi. Mbakku langsung suruh aku ke UGD untuk periksa lbh lanjut, akhirnya aku berangkat ke UGD sendirian naik motor karena di rumah nggak ada siapa-siapa. Masuk UGD dan diperiksa dengan dokter yang baik hati, diambil darah dan tinggal menunggu hasil cek lab.
(sebelum sampai UGD, mbakku sudah booking satu kamar, buat jaga-jaga kalau aku harus opname.hehe)

Akhirnya hasil lab sudah ada dan trombosit masih level aman dan aku diijinkan pulang. Alhamdulillah sekarang sudah sehaaaaaaaaaaaaat....jaga kesehatan kawan :))