Saturday, November 16, 2013

Tulisan 4 Juni 2013

Terbiasa random dan menuliskannya, dan tiba-tiba aku menemukan tulisan yang lumayan layak buat di publish...check this out :))


Berbicara tentang pernikahan, baik proses menuju pernikahan, saat berlangsung pernikahannya dan menjalani pernikahan memang sangat asyik untuk diobrolkan. Eits, bukan maksud galau yak, bagiku ngomongin tentang pernikahan adalah tentang bagaimana kesiapan kita menuju ke arah sana. Bagaimana kita bersiap melangkah ke kehidupan yang baru bersama orang baru yang mungkin belum kenal dengannya atau belum.
Hari ini mendapat sebuah cerita dari seorang saudara yang sudah bersuami dan beranak dua. Pernah nggak kita berpikir, “aku mau nikah karena ingin menjaga hati” buang jauh-jauh deh anggapan itu. Justru ketika kita menikah, kita harus lebih...lebih dan lebih jaga hati, inget nggak tentang hukuman bagi pezina, pelaku zina yang dua-duanya belum menikah hukumannya “hanya” rajam/cambuk 100x dan bisa diasingkan, sedangkan pelaku zina yang sudah menikah, hukumannya dirajam/dicambuk sampai mati. Nah, hukumannya lebih berat yang pelaku zina yang sudah menikah kan? Hukuman berat itu juga setara dengan beratnya perjuangan kita untuk melawan nafsu-nafsu buat nglakuin, pasti ada aja godaannya.
Jadi seriusan nih, nikah cuma buat jaga hati, godaannya gede loh?lebih gede daripada waktu masih single. Oh iya, mau nerusin cerita saudara tadi. Jadi gini ceritanya, mbak X (sebut saja begitu) sedang dilanda penyakit “mantan balik lagi”, sebenarnya bukan mantan sih, tapi mereka semacam HTS-an gitu (Hubungan Tanpa Status.red). Pertemuan pertama membawa mereka kembali menikmati nostalgia ketika mereka masih muda. Pertemuan itu pun berlanjut dengan bertukar kabar lewat SMS, setiap hari “mantan” mbak X selalu SMS, isi pesan tersebut ya seperti halnya remaja yang sedang dimabuk asmara (katanya sih). Beruntung mbak X memiliki pendirian yang kuat, tidak mudah tergoda dengan rayuan gombal “mantan”

Dari cerita itu sih, cuma bisa mengambil tiga pelajaran yang bisa diambil :
1. Hubungan dengan lawan jenis sebelum menikah itu memang berbahaya, serius BAHAYA!!! Itu adalah pintu datangnya orang ketiga, dia akan datang membawa berjuta-juta nostalgia indah bersama. Jadi masih mau pacaran sebelum menikah? Iya kalau beneran jadi nikah, kalau enggak? Kata mbak X, “setia itu adalah proses dalam pernikahan bukan dari pembelajaran ketika proses pacaran”
2. Terima suami apa adanya, terlebih dari kekurangannya, ingetin aja kebaikan-kebaikannnya biar nggak gampang tergoda
3. Jadi istri juga yang nyenengin, biar suami nggak gampang tergoda dengan yang lain ;p

Jadi, pengen cepet nikah atau ngeri buat nikah? Udah yang penting persiapannya yang matang, jadi buah yang matang di pohon, bukan buah yang butuh dierami dulu setelah dipetik. Persiapan yang lebih untuk mencoba berikhtiar lebih mencari jodoh, tetep yang terpenting prosesnya bukan hasilnya. 

2 comments:

  1. ini tombol follow blognya kok gak ada bu? widgetnya diilangin, balikin lagi donk, biar saya bisa follow blog-nya..

    ReplyDelete
  2. udah ane follow bu, folback ya.. :)
    fahmibasyaiban.blogspot.com

    ReplyDelete