Saturday, October 19, 2013

Catatan Kuliah Pranikah (PENTING:buat persiapan)

Hari ini ada satu seminar pernikahan dengan pembicara super keren,pasangan suami-istri yg menjadi praktisi keluarga, Ust. Cahyadi Takariawan dan Ustadzah Ida. Salah seorang teman, Widya Kumalasari, S.Ked dengan semangatnya membagi catatan  acara itu di grup. Akan ada 5bagian yang akan di share,biar enak catatan itu aku tulis lagi di blog ini :)

Simaaaaak....

Share premarital seminar 'RieSign' Married by design yg diadakan o/MCC (muslimah care community)
Pemateri: ust. Cahyadi takariawan dan usth. Ida nur laila

[Part I]

Pernikahan adalah gerbang utama utk mmbentuk keluarga dan keluarga adalah gerbang utama terbentuknya peradaban. Ada sebuah posting yg ramai di whatsapp dll, 'copas dr sebelah, copas dr sebelah' begitu ramainya istilah ini sampai ada buku yg berjudul 'copas dr sebelah' yg berisi tulisan2 inspiratif yg entah ditulis oleh syp pd awalnya yg di copas dari sebelah.. Ada slh satu tulisannya yg bjudul 'persamaan sepatu dg pernikahan', sepatu dan pernikahan itu sama2 harus sepasang, tapi berbeda, yakni kanan dan kiri, laki-laki dan perempuan. Seumur hidup akan berbeda seperti itu. Pernikahan tdk lantas membuat qt sama dalam segala hal. Bayangkan kalau sepatu kanan dan kiri langkahnya sama, ya tdk bs. Harus ad yg melangkah duluan di depan, dst. Tdk bs 'berjalan berbarengan'. Pun qt katakan rumah tangga itu harmonis bukan krn sama, tp krn bs saling memahami, menghargai, melengkapi, menghormati, di atas semua perbedaan yg ada. Harmonis itu sendiri adlh pengakuan adanya perbedaan bukan?

Saya pun (pak cah-red) membuat tulisan yg bjudul 'perbedaan sepatu dg pernikahan', salah satunya yakni bab 'selera'. Memakai dn memilih sepatu itu kan bergantung selera. Acara formal pakai sepatu formal, pesta pakai sepatu pesta, dst. Tp menikah bukan masalah selera! Bukan masalah pengen ga pengen, tp ini adlh kewajiban agama! Anda pengen ga pengen itu ga penting!

Data dr BKKBN menyebutkan ada 2jt org menikah setiap tahun dan ada 200rb perceraian yg terjadi setiap tahun dan perceraian tersebut didominasi oleh gugatan cerai dr istri. Jika menikah adalah soal selera, maka anda akan punya istri utk formal, istri utk olahraga, istri utk pesta, istri utk politik, dst. Istri minta dicerai tp suaminya tdk mau. Suami maunya istri membiarkan dia nakal tp tdk dicerai. Sehingga bs dipahami knp gugatan cerai didominasi dr istri. Ini jika menikah itu krn 'selera'.

Tp sekali lg, menikah bukan soal selera! Agama menyuruh qt utk menikah! Ini bukan masalah pengen ga pengen, ini masalah peradaban! Anda mau membangun peradaban atau tidak??

Share premarital seminar 'RieSign' Married by design yg diadakan o/MCC (muslimah care community)
Pemateri: ust. Cahyadi takariawan dan usth. Ida nur laila

[Part II]

Skg coba qt bygkan jika kecenderungan qt kpd pasangan jenis, sy menyebutnya pasangan jenis bukan lawan jenis krn ingat! Allah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan bukan berlawan-lawanan. Jika anda menganggap pasangan jenis qt adalah lawan jenis selamanya anda akan berantem dg istri anda krn anda mengamggapnya bukan sbg pasangan tp sbg lawan. Jika kecenderungan qt kpd pasangan jenis ini qt bawa ke dua titik ekstrim. Yg pertama qt bunuh. Yg memamg sudh dijalankan ajaran agama tertentu dimana utk mencapai kesucian maka tdk boleh ada pernikahan. Maka apa yg terjadi? Qt lihat kasusnya anastasia maria. Beliau adalah seorang suster di sebuah gereja yg acapkali mengalami pelecehan seksual oleh para pendeta. Saat ia membuat pengakuan dosa kpd pendeta, ketika usai pengakuan dosa suster yg lain hanya dikecup keningnya, ia oleh pendeta tersebut malah diajak nikah. Ia pun bingung, bukankah ajaran qt tdk memperbolehkan menikah? Jawab pendeta itu, itu hanya omong kosong! Betapa banyak org spt qt dluar sana yg akhirnya keluar dr kehidupan spt ini, menikah dn menjadi keluarga spt yg lain.

Bahkan di semarang ada suatu yayasan yg memang diperuntukkan tempat 'penitipan' bayi2 hasil hubungan pendeta2 dan suster2 di gereja2. Kebetulan pengelolanya jg msh saudara dg saya (pak cah)

Pun jika kita letakkan kecenderungan td pd titik ekstrim yg satunya, qt bebaskan sebebas-bebasnya apa yg terjadi? Kerusakan juga! Betapa banyak skg praktek aborsi, bahkan utk di jogjakarta sendiri, sudah banyak sekali. Ada yg murah dr 600rb sampai yg 5jt ada di sini. Betapa dosa2 bertumpuk-tumpuk itu, dosa zina dan dosa membunuh.

Nah, islam kemudian datang dg seperangkat aturannya utk kemudian menempatkan kecenderungan ini pd tempatnya. Yaitu dengan menikah dan membangun rumah tangga.

Membangun rumah tangga sendiri bisa kita ibaratkan bapaknya sbg pilot, ibu sbg co pilot dn anak2 penumpangnya. Dmana jika pilot atau co pilot bermasalah bisa membahayakan penumpangnya.

Keluarga jg adalah percontohan kecil dari umat. Bahkan seorang plato dan aristoteles pun mengasumsikan pendidikan anak2 itu serupa dengan tabiat negara. Dimana jika ada ketaatan dlm institusi keluarga maka akan terwujud ketaatan pd hal2 yg lbh besar linkupnya. Keluarga itu adlh negara mini. Jika kita ingin memimpin negara, membangun peradaban, harus sukses dulu memimpin keluarga.

Jadi kuliah pra nikah itu sejatinya adalah kuliah peradaban.

Baru ini aja tulisan yang bisa dibagi di blog ini...nantikan selanjutnya...

2 comments:

  1. Cipo, thank you for sharing. I learned a lot. Jazakillah khair.

    ReplyDelete
  2. hiih..itu cuma nulis ulang dari catatan sari...biar nggak ilang aja :)

    ReplyDelete