Monday, October 14, 2013

Tulisan tentang Pernikahan #BukanKode :)

Iseng kembali membuka catatan fiqh munakahat jaman masih nyantri di DS. Materinya sih hampir sama kayak materi-materi yg dari SD sampai kuliah kita dapatkan di mata pelajaran agama tapi penyampaian yg berbeda. Mendapatkan materi pernikahan disaat masa-masa galau itu memang butuh cara tersendiri untuk menyampaikannya dan abi Syatori (yang kadang dibantu ummi Syatori) berhasil menyampaikan tanpa meninggalkan perasaan galau segera menikah. Kita malah menjadi semakin takut menikah karena merasa belum pantas dengan persiapan yang belum matang seperti ini.

Abi menyampaikan materi mukadimahnya dengan menjelaskan menikah itu berarti ujian. Layaknya ujian,kita haru mempersiapkannya dengan banyak-banyak belajar. Setelah menikah akan keliatan yang sudah dewasa atau masih "anak-anak". Menikah disebut ujian ketika kita melihat motif dari masing-masing individu,ingin atau butuh. Ketika motif menikah hanya karena ingin,mupeng karena temen-temen atau bahkan adik kelas yang udah nikah duluan. Nikah sebagai ujian itu ketika motif kita adalah berjuang, waktu ditawari mimik kita bener-bener kayak dikasih tahu ada ujian dadakan esok hari.

Selain motif menikah,ada lagi yang harus diperhatikan. Seorang muslimah sudah butuh/ pantas menikah (tidak bergantung umur)  kepantasan itu bisa dilihat dari :

1. Hubungan ia dengan orang tuanya »»  seorang muslimah yang pantas menikah adalah ia yang sudah LULUS MENJADI ANAK SHOLIHAH, bagaimana tawaadhunya kepada orang tua hingga sampai mendapatkan keridhoan orang tua. Menikah bukan perkara pernikahan antara ikhwan dan akhwat namun menjadi jembatan silaturahim antara dua keluarga.

2. Muslimah sudah menyadari sepenuhnya bahwa nikah adalah jihad baru. Kalau jihad berarti memasuki dunia yang susah, yang berujung menyenangkan ketika berjuang.

Dua poin kepantasan yang cukup berat untuk dicapai,oleh karena itu keputusan menikah juga bukan main-main. Apalagi pertanyaan kapan menikah? Itu juga bukan pertanyaan mainan, efeknya bisa bermacam-macam loh...

Pernikahan itu sejatinya tentang kapan takdir itu bisa sampai pada diri ini. Kapan Allah menyatakan pantas/tidaknya menikah. Bagi yang belum menikah atau belum bertemu jodohnya ya nggak usah galau, cukup perbaiki diri dan tingkatkan keimanan. Gusti Allah mboten sare...

Masih galau jodoh? Galau sama kekurangan kita aja dulu...

Semangat memperbaiki diri dan jemput jodoh dengan ridhoNya :))

No comments:

Post a Comment