Saturday, October 12, 2013

Aku, Mbakku dan "Proses" Kami

Menjadikan kakak sebagai musuh bebuyutan itu sudah sangat #mainstream...tapi menjadikan kakak sebagai partner diskusi dan saling menyisipkan ideologi itu baru #antimainstream.

Aku dan mbakku berjarak 8tahun,dulu waktu masih kecil jarak itu berasa sangat jauh. Aku sering ga dibolehin mbak ikutan main sama dia dan peer groupnya. Tapi semua berakhir ketika aku beranjak remaja dan mbak pun suda mulai dewasa. Kami jadi sering curhat dan mbak pun mulai mencuci otakku dengan "ideologi"nya.

Begitu banyak peran mbak buat hidupku ini. Momen pertama adalah ketika ia memberi saran agar aku daftar sekolah di SMP2 Temanggung,salah satu SMP favorit di kotaku ini. Aku waktu itu sangat polos, sampai aku ga paham apa arti SMP favorit itu :)). Dari kenaikan kelas6 aku sudah mulai dipersiapkan mbakku,ia juga mengantarkanku mencari info bimbel yg terbaik saat itu. Akhirnya aku memutuskan masuk bimbel primagama. Fase itu aku namakan anak desa yang mencoba menjadi anak kota. Aku yg pemalu dan polos harus mulai bergaul dengan anak-anak kota dari SD-SD ternama di kota.

Alhamdulillah aku bisa lulus dari SD dengan nilai yang sangat memuaskan,nilai rata-rata 9,... bisa aku capai. Dan akhirnya aku bisa diterima di SMP 2 Temanggung. Fase ini pun tetap aku beri judul anak desa yang mencoba menjadi anak kota jilid2. Beranjak remaja merupakan satu tahap krisis identitas dan aku pun harus melaluinya.

Aku ingat,waktu SMP aku pernah merayakan valentine day bareng teman-teman SMP. Aku dan teman se gank merayakannya dengan saling tukar kado ya cuma sebagai ungkapan kasih sayang saja. Waktu itu aku minta mbakku buat nganterin cari kado,mbak pun mau nganter dan kasih masukan kado yang bagus.

Pasca valentine day itu,tiba-tiba mbak pulang pas weekend karena dia dulu tinggal di asrama dan membawa buku jangan jadi bebek kado remaja dari O.Solihin. Salah satu bab yg dibahas pun ada tentang sejarah valentine day...jedeeeeer... Valentine day tahun itu menjadi pertama dan terakhir kalinya aku merayakannya. Aku begitu terkesan dengan cara mbak mengingatkanku.

Selain valentine day,mbakku juga berhasil memberi pengertian ttg nggak pentingnya pacaran. Setiap malam menjelang tidur aku curhat dengan mbakku. Waktu itu masih jamannya naksir-naksir dan tembak-menembak. Aku cerita aku sedang naksir siapa dan aku pun terbuka bercerita siapa yang menyatakan cinta denganku kepada mbakku. Saat itu dimulailah pencucian otak itu, entah apa yg membuatku untuk memutuskan nggak akan pacaran sejak SMP. Keputusan itu juga mempengaruhi sikapku terhadap lawan jenis, tak heran banyak yang sungkan denganku dan beberapa mengatakan aku galak...hahaha

Ah...mbakku sayang...
Sekarang ia sudah menjadi ibu dari hampir 3anak. Dia sedang hamil anak ketiganya dan cucu kelima untuk bapak. Diskusi-diskusi kami pun semakin seru dari mulai parenting,keluarga,pernikahan sampai problem-problem sosial di lingkungan sekitar.

Kami berdua memiliki satu kesamaan yaitu suka membaca. Jadi ketika saling mengingatkan pun kami tak bertegur lewat lisan-lisan kami,tapi cukuplah saling bertegur lewat buku. Harmonis dan romantis kan?haha

Tapi bukan berarti kami nggak pernah berantem. Seringkali ada cekcok-cekcok kecil karena ego masing-masing,tapi beberapa bulan yang lalu kami bertengkar hebat. Dan berakhir dengan satu hikmah bahwa kami memang masih banyak kekurangan. Aku pun menurunkan egoku dan meminta maaf dengan membawa satu bungkus kupat tahu untuknya. Aku nggak sadar kok aku bisa melakukan itu,padahal aku termasuk orang yang cuek tingkat tinggi. Begitulah Allah mengikat hati kami.

Hari ini kami akan bertemu, aku diminta jemput mbak dari tempat kerja dan mengantarkannya membeli memory card untuk handphonenya. Mbak bilang "mau diisi murottal".

Subhanallah...mohon do'anya untuk kami dan keluarga agar tetap istiqomah melakukan peningkatan keimanan dan menjadi lebih baik :)

Ditulis ketika menanti bapak-ibu yang sedang bercengkrama dengan Allah melalui kitabNya.

No comments:

Post a Comment