Tuesday, October 8, 2013

Tentang Jeleknya Hafalan

Imam Syafi’i rahimahullah pernah berkata,
شَكَوْت إلَى وَكِيعٍ سُوءَ حِفْظِي فَأَرْشَدَنِي إلَى تَرْكِ الْمَعَاصِي وَأَخْبَرَنِي بِأَنَّ الْعِلْمَ نُورٌ وَنُورُ اللَّهِ لَا يُهْدَى لِعَاصِي
Aku pernah mengadukan kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa  ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.” (I’anatuth Tholibin, 2: 190).
Hafalan yang sangat sedikit ini memang tidak pantas untuk dipamerkan begitu juga dengan amalan muroja'ah yang masih ngos-ngosan. Tapi bagi saya mempertahankan hafalan dan istiqomah muroja'ah itu sangat berat apalagi ditambah muroja'ah yang nggak lancar-lancar. Hafalan diulang berkali-kali bukan semakin nempel tapi ternyata semakin bubar T.T
Sedih..
Iya sedih banget...bayangkan, diotak aja belum nempel, apalagi di hati. Memang benar, memiliki hafalan itu selain upaya kita menjaga kemurnia Al-Qur'an juga otomatis menjaga kita dari maksiat. Saya benar-benar merasa banget efeknya, ketika maksiat lebih banyak dari amalan-amalan kebaikan saya, maka hafalan saya (yang masih sangat sedikit ini) ikut terkena efeknya. Saat muroja'ah kadang tersendat-sendat, banyak ngintip-ngintip mushaf atau bahkan ketika jadi imam kita salah membaca lanjutan surat yang kita baca T.T
Maksiat sekarang sudah sangat-sangat terfasilitasi, mau pilih deh pake jalan yang mana...cukuplah berlindung kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk a'udzubillahi minassyaithanirrajiim...

ditulis saat-saat galau dgn hafalan dan maksiat yang tetap berjalan
#MenujuMQN3

No comments:

Post a Comment